Selasa, 29 Juli 2008

lidah pemerkosa robek di gigit korban


Ilustrasi: Lidah



Selasa, 29 Juli 2008 | 17:40 WIB
ZHENGZHOU, SELASA - Seorang pria bernama Zhang ditangkap polisi begitu tiba di rumah sakit di Zhengzhou, Provinsi Henan, China.
Pria berusia 30 tahun itu minta dirawat karena mengalami luka parah di lidahnya. Lidah itu nyaris putus setelah digigit seorang perempuan yang hendak dia perkosa.

Saat itu Zhang mencoba memperkosa perempuan bernama Xiao Hong di distrik Huiji, yang dalam perjalanan pulang dari shift malam, Senin (28/7) pukul 23.30 waktu setempat. Zhang rupanya salah memperhitungkan korbannya. Tak mau menjadi korban, Xiao pun melawan dan menggigit lidah pria itu. Zhang pun mengurungkan niatnya dan kabur dengan mulut berdarah.

Xiao pun melaporkan kejadian itu ke suami dan keluarganya. Mereka pun yakin bahwa Zhang akan berobat dan langsung menyisir seluruh rumah sakit di distrik itu. Xiao dan keluarganya menemukan Zhang di rumah sakit kelima dan langsung melapor polisi. Zhang pun ditangkap dengan tuduhan percobaan perkosaan.

kepala dipenggalan dan dijadikan bola boling


Ilustrasi



Selasa, 29 Juli 2008 | 12:01 WIB
BRISBANE, SELASA - Dua pria divonis penjara seumur hidup karena memenggal kepala temannya setelah pesta minuman keras.

James Roughan (28) dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung Australia, Selasa (29/7), karena membunuh Morgan Sheperd (17). Rekan Roughan, Christopher Jones, sudah lebih dulu divonis penjara seumur hidup.

Pembunuhan sadis itu terjadi pada 2005 lalu. "Saat itu Roughan, Jones, dan Sheperd sedang menikmati minuman keras di rumah Roughan," kata Jaksa David Meredith dalam sidang itu. Di saat mabuk Sheperd bertengkar dengan Roughan.

Saat itulah Roughan dan Jones membunuh Sheperd. Tak tanggung-tanggung, mereka menusuk tubuh remaja itu sebanyak 133 kali. Tak sampai di situ, kepala Sheperd pun dipenggal dan dijadikan boneka dan bola boling. Sejumlah saksi mengaku mendengar kedua orang itu berkoar-koar tentang pembunuhan itu.

Senin, 28 Juli 2008

Ryan Menyalahgunakan Kecerdasan untuk Membunuh

Ryan

Minggu, 27 Juli 2008 | 12:55 WIB
VERY Idam Henyansyah alias Ryan, tersangka pelaku pembunuhan berantai, kelahiran Jombang, Jawa Timur, dikenal oleh guru-gurunya di SDN 2 Jatiwates, Tembelang, Jombang, dan SMPN 1 Tembelang sebagai murid yang punya tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

Lulus dari SMPN 1 Tembelang, Ryan diterima di SMAN 3 Jombang, yang merupakan sekolah favorit. Namun, ia hanya bertahan satu bulan di sana kemudian pindah ke sekolah lain, SMAN 1 Kabuh. Kecerdasan semacam apa yang dimiliki Ryan tidak dijelaskan. Singkat kata, ketika menjadi pelajar ia terlihat lebih menonjol dari teman-teman sekelasnya.

Namun, sayang, kecerdasan Ryan tidak dimanfaatkan untuk kebaikan, seperti menolong orang lain, malah membantai sejumlah orang dengan sadis. Dugaan sementara masih seperti ini karena proses hukum masih berjalan. Kalau benar demikian, kecerdasan Ryan, seperti yang diingat guru-gurunya, adalah kecerdasan yang mencelakakan dirinya sendiri.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jombang Ajun Komisaris Kasyanto BS mengakui, kecerdasan Ryan itu tercermin dalam beragam cara untuk menutupi semua perbuatannya. Aneka tipu daya pun kemudian dilakukan dengan menggunakan kecerdasan akalnya, untuk mengecoh dan memperdaya orang lain.

Jika benar orang-orang hilang yang diduga kuat polisi sebagai korban Ryan, tersangka pelaku pembunuhan itu menggunakan beragam tipu daya penuh perhitungan. Orang-orang yang diduga tewas dibunuh tersangka Ryan dan orang yang hilang terkait kasus ini adalah Heri Santoso (40), Ariel (34), Nanik Hidayati (32), Sylvia Ramadani Putri (3), Agustinus Fitri Setiawan (28), Moh Zainul Abidin alias Zaki (21), Fausin Suyanto (28), dan Guruh Setyo Pramono (28).

Hingga kemarin, Nanik Hidayati dan putrinya, Sylvia, belum ditemukan. "Setelah ikut fitnes, istri saya cenderung jadi semakin berani. Mungkin istri saya salah tempat curhat. Saat hilang, istri saya baru saja dapat uang arisan Rp 25 juta. Buku tabungan Bank Mega dan Bank BCA juga hilang," ujar Suprayitno, suami Nanik. Nanik dan Ryan adalah teman di pusat kebugaran dan senam Marcella di Jalan Gatot Subroto 130, Jombang.

Berdasarkan catatan Budi (28), pegawai di Marcella, Ryan mulai jadi anggota di pusat kebugaran dan senam itu sejak 20 Maret 2007. "Ryan terakhir membayar pada 5 Maret 2008 untuk iuran bulan Januari dan Februari," ujar Budi.

Menurut pengelola Marcella, Ida Rosita (47), sepanjang menjadi anggota, Ryan pandai bergaul. Ryan kerap menunjukkan bahwa ia anak orang berada. "Ia juga selalu minta dipanggi Gus dan mengaku sebagai anak kiai di Tambakberas, Jombang," kata Ida. Padahal, ia bukan anak kiai.
Polisi Kembali Gali Rumah Orangtua Ryan

Senin, 28 Juli 2008 | 11:31 WIB

JOMBANG, SENIN - Aparat gabungan kepolisian, Senin (28/7), kembali menggali bagian belakang rumah orangtua Ryan di Desa Jati Wates, Kecamatan Tembelang, Jombang, Jawa Timur. Polisi mengidentifikasi ada empat lokasi baru yang diduga tempat korban-korban Ryan lainnya.

Ryan datang mengenakan polo shirt warna putih dan celana jins pendek. Ryan juga menunjukkan di mana tempat ia diduga menghabisi nyawa Nanik Hidayati dan Sylvia (3), yang pada kesempatan sebelum penggalian diperagakan oleh pemeran pengganti.

Ribuan masyarakat memadati lokasi penggalian. Aparat keamanan kesulitan mengatasi rangsekan massa.

Inilah Posisi Makam Lima Korban Baru yang Diakui Ryan

Sebagian beton penutup septic tank di belakang rumah orangtua Very Idam Henyansyah alias Ryan (30) di Tembalang, Jombang, Jawa Timur, terlihat baru. Diduga, Ryan juga mengubur korbannya di lobang penampung kotoran itu
Senin, 28 Juli 2008 | 11:52 WIB

JOMBANG, SENIN - Hari ini, Senin (28/7), polisi kembali menggali halaman belakang rumah orangtua Very Idam Henyansah alias Ryan (30) di Desa Jati Wates, Kecamatan Tembelang, Jombang, Jawa Timur.

Menurut pengakuan Ryan, ia membunuh lima korban lainnya—selain empat korban yang jenazahnya sudah ditemukan di belakang rumah itu. Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Komisari Besar Carlo Brix Tewu di lokasi penggalian jenazah, Senin, mengungkapkan, kelima korban itu juga dikubur di belakang rumah berdekatan dengan empat korban lainnya.

Berikut posisi kubur lima korban yang diakui Ryan:

1. Agustinus alias Wawan (28), hilang pada Agustus 2007, dikubur 50 cm sebelah utara jenazah Guntur.
2. Moch Aksoni alias Soni (29), hilang akhir November 2007, dikubur persis di belakang dapur.
3. Zainal Abidin alias Zacky (21), hilang pada Januari 2008, dikubur 2 meter sebelah selatan jenazah Moch Aksoni.
4. Nanik Hidayati (31), hilang pada April 2008, dikubur persis menempel tembok selatan septic tank.
5. Silvia Ramadani Putri (3), putri Nanik, dikubur di atas mayat ibunya.

Beberapa waktu lalu, polisi juga menemukan empat jenazah di belakang rumah itu, yaitu Vincent, Guntur, Grandy, dan Aril
Ryan Mau Bunuh Ibunya
Ryan digiring polisi dan tangan selalu diborgol

Senin, 28 Juli 2008 | 10:52 WIB
JAUH sebelum terbongkarnya kasus mutilasi dan pembunuhan berantai yang dilakukan Verry Idham Henyaksyah alias Ryan, sang ibu, Siyatun (55), pernah diancam mau dibunuh oleh Ryan. Siyatun dikejar-kejar Ryan yang memegang pisau.

Peristiwa itu terjadi ketika Ryan masih duduk di kelas III SMP Tembelang, Jombang, Jawa Timur, sekitar tahun 1995. Saat itu Siyatun dan Akhmad baru saja membawa pulang Ryan dari RS Gatoel, Mojokerto. Ryan yang stres berat menjalani perawatan selama dua pekan di rumah sakit itu.

Fakta bahwa Ryan pernah mengancam akan membunuh ibu kandungnya itu disampai-kan Siyatun seusai menjalani pemeriksaan di Polres Jombang, Minggu (27/7). "Anaknya keras, kadang diam, kadang marah-marah," ujarnya.

Dengan berlinang air mata, pada kesempatan itu Siyatun meminta maaf kepada keluarga korban kekejian anaknya. "Saya menyesal sekaligus minta maaf kepada keluarga korban dan masyarakat," katanya. Siyatun datang ke Mapolres bersama suaminya, Akhmad (62), dan Mulyo Wasis (42), kakak Ryan lain ayah.

Siyatun mengaku, dirinya dan sang suami sama sekali tidak mengetahui pembunuhan yang terjadi di rumahnya. "Kalau saya mengetahui tentu saya tidak berani masuk rumah," katanya.

Siyatun menduga, jika benar Ryan sering membawa tamu ke rumah, itu pasti dilakukan pada saat dirinya dan sang suami pergi. "Biasanya pada hari Ahad saya dan suami pergi ke Sidoarjo," katanya.

Terkait orientasi seksual Ryan, Siyatun mengatakan bahwa Ryan mulai berubah pada tahun 1990-an, saat duduk di kelas III SMP. Perubahan itu terjadi setelah Ryan dirawat di RS Gatoel, Mojokerto, selama dua minggu. Setelah Ryan sembuh, imbuhnya, anak lelakinya itu jadi seperti perempuan. "Misalnya, memakai baju perempuan dan menari," tuturnya. Karakter Ryan yang seperti itu semakin menjadi-jadi saat Ryan SMA.

Seperti diberitakan, Ryan awalnya diketahui sebagai pelaku mutilasi Heri Santoso, warga Bekasi. Penyelidikan mendalam kasus mutilasi itu mengungkap, Ryan juga pelaku pembunuhan atas empat orang lainnya, antara lain Ariel S Sitanggang, warga Cimanggis, Depok. Ariel dan tiga korban lainnya dihabisi dan dimakamkan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Tembelang, Jombang.

Dijemput

Pada Minggu (27/7) sore, Ryan dan Novel, pacarnya, dijemput dari ruang tahanan Polda Metro Jaya oleh tim dari Polda Jawa Timur. Ryan kemudian dibawa ke Surabaya. Penjemputan Ryan ini dilakukan terkait pengakuan Ryan bahwa ada korban lain yang dikubur di bawah tempat tidur.

Ryan yang tangannya diborgol tiba di Gedung Direktorat Reskrim Polda Jatim pukul 17.00 dengan menggunakan mobil Kijang Innova bernopol L 1759 VF dan dikawal belasan anggota Reskrim Polda Metro Jaya dan Polda Jatim. Mobil tersebut diiringi dua mobil lain yang dinaiki belasan polisi.

Para wartawan yang menunggu kedatangan Ryan dan Novel terkecoh oleh seorang pria yang wajahnya ditutupi kain dan dikawal sejumlah petugas. Belakangan diketahui, pria yang wajahnya ditutupi kain itu adalah polisi.

Kepala Satuan I Pidana Umum Direskrim Polda Jatim Kompol Susanto mengatakan, Ryan dibawa kembali ke Surabaya untuk diminta menunjukkan kuburan korban-korbannya. Sejauh ini polisi menduga ada korban kekejian Ryan yang belum ditemukan. Apalagi, polisi juga menerima tujuh laporan orang hilang. Hilangnya orang-orang itu diduga ada hubungannya dengan Ryan.

Kapolres Jombang AKBP M Khosim mengatakan, dari tujuh laporan orang hilang yang diterimanya, lima di antaranya diduga kuat terkait dengan Ryan. Kelimanya antara lain Muhammad Ahsony (30), warga Desa Slawe, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, dan Fauzi Suyanto (29), warga Nganjuk.

Sementara itu, tiga lainnya adalah Agustinus Setyawan alias Wawan (28), warga Jombang, serta Nanik Hidayati (28) dan putrinya, Silvia (3), warga Desa Kepuhkembeng, Peterongan, Jombang. Tiga nama terakhir telah disebut-sebut polisi pada awal terungkapnya kasus pembunuhan berantai oleh Ryan.

Menurut seorang petugas Polres Jombang, hilangnya Mohammad Ahsony (27) diduga kuat ada hubungannya dengan Ryan. Ahsony adalah karyawan PT Tjiwi Kimia, Sidoarjo. Pada Sabtu (26/7) sore, Mujiana (27), istri Ahsony, melapor ke polisi bahwa suaminya tak kembali sejak September 2007.

Menurut Mujiana, suaminya pergi dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Thunder W 5454 GR. Kecurigaan Mujiana bahwa suaminya menjadi korban Ryan muncul ketika ia mendapat kabar bahwa motor tersebut ditemukan di dekat rumah Ryan. Bahkan, motor tersebut kerap dipakai Mulyo Wasis, kakak tiri Ryan.

Akhmad, ayah Ryan, mengakui dirinya mengambil motor Suzuki Thunder itu dari bengkel milik Tuwi. Polisi telah memeriksa Tuwi. Menurut polisi, Tuwi mengatakan bahwa motor itu ditinggal di bengkelnya pada satu hari pada masa Piala Eropa 2008.

"Saat itu saya sedang menonton pertandingan sepak bola antara Italia melawan Spanyol dalam kompetisi Euro 2008," kata petugas menirukan Tuwi. Pengakuan Tuwi menunjukkan bahwa pada Juni-Juli Ryan ada di Jombang, sedangkan Akhmad mengatakan Ryan meninggalkan Jombang pada April 2008. "Ayah Ryan menyembunyikan beberapa fakta karena itu ia masih kami periksa," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Kasyanto.