Ryan Mau Bunuh Ibunya
Ryan digiring polisi dan tangan selalu diborgol
Senin, 28 Juli 2008 | 10:52 WIB
JAUH sebelum terbongkarnya kasus mutilasi dan pembunuhan berantai yang dilakukan Verry Idham Henyaksyah alias Ryan, sang ibu, Siyatun (55), pernah diancam mau dibunuh oleh Ryan. Siyatun dikejar-kejar Ryan yang memegang pisau.
Peristiwa itu terjadi ketika Ryan masih duduk di kelas III SMP Tembelang, Jombang, Jawa Timur, sekitar tahun 1995. Saat itu Siyatun dan Akhmad baru saja membawa pulang Ryan dari RS Gatoel, Mojokerto. Ryan yang stres berat menjalani perawatan selama dua pekan di rumah sakit itu.
Fakta bahwa Ryan pernah mengancam akan membunuh ibu kandungnya itu disampai-kan Siyatun seusai menjalani pemeriksaan di Polres Jombang, Minggu (27/7). "Anaknya keras, kadang diam, kadang marah-marah," ujarnya.
Dengan berlinang air mata, pada kesempatan itu Siyatun meminta maaf kepada keluarga korban kekejian anaknya. "Saya menyesal sekaligus minta maaf kepada keluarga korban dan masyarakat," katanya. Siyatun datang ke Mapolres bersama suaminya, Akhmad (62), dan Mulyo Wasis (42), kakak Ryan lain ayah.
Siyatun mengaku, dirinya dan sang suami sama sekali tidak mengetahui pembunuhan yang terjadi di rumahnya. "Kalau saya mengetahui tentu saya tidak berani masuk rumah," katanya.
Siyatun menduga, jika benar Ryan sering membawa tamu ke rumah, itu pasti dilakukan pada saat dirinya dan sang suami pergi. "Biasanya pada hari Ahad saya dan suami pergi ke Sidoarjo," katanya.
Terkait orientasi seksual Ryan, Siyatun mengatakan bahwa Ryan mulai berubah pada tahun 1990-an, saat duduk di kelas III SMP. Perubahan itu terjadi setelah Ryan dirawat di RS Gatoel, Mojokerto, selama dua minggu. Setelah Ryan sembuh, imbuhnya, anak lelakinya itu jadi seperti perempuan. "Misalnya, memakai baju perempuan dan menari," tuturnya. Karakter Ryan yang seperti itu semakin menjadi-jadi saat Ryan SMA.
Seperti diberitakan, Ryan awalnya diketahui sebagai pelaku mutilasi Heri Santoso, warga Bekasi. Penyelidikan mendalam kasus mutilasi itu mengungkap, Ryan juga pelaku pembunuhan atas empat orang lainnya, antara lain Ariel S Sitanggang, warga Cimanggis, Depok. Ariel dan tiga korban lainnya dihabisi dan dimakamkan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Tembelang, Jombang.
DijemputPada Minggu (27/7) sore, Ryan dan Novel, pacarnya, dijemput dari ruang tahanan Polda Metro Jaya oleh tim dari Polda Jawa Timur. Ryan kemudian dibawa ke Surabaya. Penjemputan Ryan ini dilakukan terkait pengakuan Ryan bahwa ada korban lain yang dikubur di bawah tempat tidur.
Ryan yang tangannya diborgol tiba di Gedung Direktorat Reskrim Polda Jatim pukul 17.00 dengan menggunakan mobil Kijang Innova bernopol L 1759 VF dan dikawal belasan anggota Reskrim Polda Metro Jaya dan Polda Jatim. Mobil tersebut diiringi dua mobil lain yang dinaiki belasan polisi.
Para wartawan yang menunggu kedatangan Ryan dan Novel terkecoh oleh seorang pria yang wajahnya ditutupi kain dan dikawal sejumlah petugas. Belakangan diketahui, pria yang wajahnya ditutupi kain itu adalah polisi.
Kepala Satuan I Pidana Umum Direskrim Polda Jatim Kompol Susanto mengatakan, Ryan dibawa kembali ke Surabaya untuk diminta menunjukkan kuburan korban-korbannya. Sejauh ini polisi menduga ada korban kekejian Ryan yang belum ditemukan. Apalagi, polisi juga menerima tujuh laporan orang hilang. Hilangnya orang-orang itu diduga ada hubungannya dengan Ryan.
Kapolres Jombang AKBP M Khosim mengatakan, dari tujuh laporan orang hilang yang diterimanya, lima di antaranya diduga kuat terkait dengan Ryan. Kelimanya antara lain Muhammad Ahsony (30), warga Desa Slawe, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, dan Fauzi Suyanto (29), warga Nganjuk.
Sementara itu, tiga lainnya adalah Agustinus Setyawan alias Wawan (28), warga Jombang, serta Nanik Hidayati (28) dan putrinya, Silvia (3), warga Desa Kepuhkembeng, Peterongan, Jombang. Tiga nama terakhir telah disebut-sebut polisi pada awal terungkapnya kasus pembunuhan berantai oleh Ryan.
Menurut seorang petugas Polres Jombang, hilangnya Mohammad Ahsony (27) diduga kuat ada hubungannya dengan Ryan. Ahsony adalah karyawan PT Tjiwi Kimia, Sidoarjo. Pada Sabtu (26/7) sore, Mujiana (27), istri Ahsony, melapor ke polisi bahwa suaminya tak kembali sejak September 2007.
Menurut Mujiana, suaminya pergi dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Thunder W 5454 GR. Kecurigaan Mujiana bahwa suaminya menjadi korban Ryan muncul ketika ia mendapat kabar bahwa motor tersebut ditemukan di dekat rumah Ryan. Bahkan, motor tersebut kerap dipakai Mulyo Wasis, kakak tiri Ryan.
Akhmad, ayah Ryan, mengakui dirinya mengambil motor Suzuki Thunder itu dari bengkel milik Tuwi. Polisi telah memeriksa Tuwi. Menurut polisi, Tuwi mengatakan bahwa motor itu ditinggal di bengkelnya pada satu hari pada masa Piala Eropa 2008.
"Saat itu saya sedang menonton pertandingan sepak bola antara Italia melawan Spanyol dalam kompetisi Euro 2008," kata petugas menirukan Tuwi. Pengakuan Tuwi menunjukkan bahwa pada Juni-Juli Ryan ada di Jombang, sedangkan Akhmad mengatakan Ryan meninggalkan Jombang pada April 2008. "Ayah Ryan menyembunyikan beberapa fakta karena itu ia masih kami periksa," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Kasyanto.